Menginap di Kawasan Sultanahmet, Istanbul, Turki

Menginap di Kawasan Sultanahmet, Istanbul, Turki - Kawasan Sultanahmet mungkin sudah tidak asing lagi bagi siapa saja yang pernah berkunjung ke Istanbul, Turki. Kawasan ini adalah kawasan tua (old city). Di tempat inilah beberapa bangunan yang menjadi landmark kota Istanbul berdiri, seperti Masjid Sultanahmet (Masjid Biru), Haghia Sophia, Yerebaten Cistern, dan Istana Topkapi. Kawasan Sultanahmet ini dulu merupakan ibukota pemerintahan Romawi Timur sampai berpindah pada Kesultanan Ottoman Turki tahun 1453.



Tempat ini berada di dataran tinggi kota Istanbul, di sisi sebelah timur adalah Laut Marmara, sebelah utaranya adalah selat Bosphorus. Karena kontur tanah di kota Istanbul memang berbukit-bukit, maka kita akan dengan mudah melihat kota pemandangan Istanbul termasuk Istanbul di bagian Asia.

Tempat ini memang sangat strategis karena bisa melihat ke segala penjuru. Tak heran, raja Constantine XI waktu itu bersikukuh tidak mau menyerahkan Istanbul yang saat itu bernama Constantinopel pada Turki, walaupun posisinya sudah terjepit karena dikepung pasukan Turki dari arah Barat dan Timur. Kita masih bisa menyaksikan benteng-benteng peninggalan Romawi yang berada di sepanjang pantai. Benteng yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Saat kami mengunjungi Istanbul untuk berlibur minggu lalu, kami sengaja memilih menginap di kawasan Sultanahmet dibandingkan menginap di daerah Taksim. Hotel dan tempat penginapan memang paling banyak terdapat di 2 kawasan ini. Namun jika ingin menginap di hotel mewah berasitektur modern yang menjulang tinggi, kita tidak akan menemukannya di Sultanahmet. Hotel-hotel bintang 5 seperti Best Western dan Four Season tingginya hanya 4 lantai saja.

Awalnya, saya agak heran melihat bangunan hotel dan gedung lainnya di kawasan ini, karena hotel yang berada di Sultanahmet hanya berlantai tidak lebih dari 4. Kawasan ini juga padat dengan lebar jalan tidak lebih dari 5 meter, walaupun demikian tempat ini sangat tertata rapi.

Sepertinya kawasan Sultanahmet merupakan kawasan cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah Turki. Maka dari itu, bangunan rumah dan hotel serta penginapan tingginya tidak boleh melebihi tinggi Blue Mosque dan Hagia Sophia. Tak heran, 2 bangunan itu terlihat dominan terutama jika kita sedang menyeberangi laut Marmara. Saya tidak bisa membayangkan jika hotel-hotel yang berdiri di sekitar 2 bangunan itu tidak dibatasi tingginya, mungkin Blue Mosque dan Hagia Sophia yang megah akan tenggelam ditelan bangunan hotel pencakar langit.



Jarak hotel tempat kami menginap hanya 200 meter saja dari bangunan-bangunan bersejarah tadi, jadi kami lebih sering melihat dan melewati Masjid Biru dan Hagia Sophia. Jarak ke pantai laut Marmara juga hanya sekitar 200 meter. Ke Grand Bazzar, kita hanya perlu sekitar 15 menit jalan kaki dari kawasan ini, kalau tidak suka jalan kaki, naik saja tram karena letak stasiun juga tidak jauh. Tarif menginap beragam, dari 50-an USD sampai 300 USD per malam.

Beberapa hostel juga ada di kawasan ini yang tentu saja bertarif lebih murah. Hotel tempat kami menginap sekelas bintang 4, tarifnya 130 USD per malam untuk triple room. Tapi di hotel ini, kami beberapa kali mendapat perlakuan istimewa. Pertama kali sampai di hotel sekitar jam 8.00 pagi waktu Turki, belum masuk waktu check in tapi resepsionis hotel mempersilahkan kami untuk sarapan di restoran hotel, gratis. Setelah itu yang kedua, kamar yang seharusnya triple room di adjust menjadi family room yang lebih luas tanpa biaya tambahan. Baik banget deh...



Bangunan hotel Acra, tempat kami menginap juga hanya berlantai 4,  2 lantai ke atas dan 2 lantai berada di basement. Kami juga baru sadar, kalau ternyata hotel tempat kami menginap berdiri di atas bekas reruntuhan bangunan istana Romawi. Sisa tembok yang runtuh sengaja dibiarkan dibagian restoran hotel. Di situ terdapat keterangan bahwa bekas bangunan itu dilindungi. Tempat besejarah sudah semestinya dilindungi ya...

Jangan khawatir soal makanan, di Sultanahmet banyak terdapat restoran lokal atau restoran cepat saji semacam Mc Donald atau King Burger, kafe tradisional dan modern, atau warung-warung kebab yang buka hingga tengah malam. Soal harga jangan segan memilih restoran, jika kantong tidak mau terkuras hehehe...

Baca Juga :

Pilih saja restoran yang memasang daftar harga jadi kita bisa sesuaikan dengan budget. Kalau kebab dengan roti atau pilav (nasi) harganya hanya sekitar 2,5 sampai 4 TL. Jika ingin makan yang menunya beragam, kunjungi saja yang namanya lokanta, mirip dengan warung prasmanan di Indonesia atau restoran Padang harganya sih tergantung pilihan lauk, tapi rata-rata sekitar 6 - 10 TL.

Menginap di daerah Taksim atau Sultanahmet masing-masing punya sensasi. Jika anda suka dengan suasana sejarah masa lalu maka Sultanahmet adalah pilihan tepat namun jika anda suka suasana modern, di Taksim mungkin lebih cocok karena Istiklal street yang kondang dengan tempat shopping berada di sana.

Di daerah Taksim juga dekat dengan istana Dolmabache dan Galata Tower. Transportasinya juga tidak sulit, naik saja tramvay yang hanya jauh dekat tarifnya hanya 2 TL. Tapi saran saya sih jalan kaki lebih baik, karena pedestrian di Istanbul sangat nyaman dan bersahabat sekalian bakar kalori kan?? hehe..

Berikut jarak kawasan Sultanahmet ke tempat-tempat populer di Istanbul

  • Sultanahmet - Grand Bazaar, Masjid Beyazid  1,5  km : 15 menit jalan kaki, naik tram 2 TL
  • Sultanahmet - Taksim, Istiklal street 5 km  :  naik taxi 15 TL atau  naik tram turun stasiun Karakoy lalu jalan kaki 15 menit,
  • Sultanahmet -  Ferryport (ke Asia side)  2,5  km : 30 menit jalan kaki menyusuri pantai Marmara, naik tram turun stasiun Sirkeci atau Karakoy, naik taxi 7 TL
  • Sultanahmet - Bandara 40 km : Taxi 50 -60 TL, Metro (M1)  & Tram (T1) 2 x 2 TL


Selamat menjelajah eksotisnya kota Istanbul, Turki (Wisata Turki)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »